Definisi
Algoritma
1. Algorima adalah kumpulan
instruksi/perintah/langkah yang berhingga jumlahnya, dituliskan secara
sistematis, dan digunakan untuk menyelesaikan masalah/persoalan logika dan
matematika dengan bantuan komputer. (Abu Ja’far Muhammad Ibnu Musa al-Khowarizmi)
2. Algoritma
adalah
deretan langkah-langkah komputasi yang mentransformasikan data masukan menjadi luaran
[COR92].
3. Algoritma
adalah
deretan instruksi yang jelas untuk memecahkan masalah, yaitu untuk memperoleh
keluaran yang diinginkan dari suatu masukan dalam jumlah waktu yang terbatas
[LEV03].
Sejarah Algoritma
Algoritma
adalah jantung ilmu komputer atau informatika. Banyak cabang dari ilmu komputer
yang diacu dalam terminologi algoritma, misalnya algoritma perutean (routing) pesan di dalam jaringan
komputer, algoritma brensenham untuk menggambar garis lurus (bidang grafika
komputer), algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk mencari suatu pola di dalam teks
(bidang information retrievel), dan
sebagainya.
Ditinjau
dari asal usul kata, kata “algoritma” sendiri mempunyai sejarah yang cukup
aneh. Kata ini tidak muncul di dalam kamus Webster sampai akhir tahun 1957.
Orang hanya menemukan kata algorism yang
berarti proses menghitung dengan angka-arab [KNU73]. Anda dikatakan algorist jika anda menggunakan angka
Arab. Para ahli bahasa berusaha menemukan asal kata algorism ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli
sejarah matematika menemukan asal mula kata tersebut. Kata algorism berasal dari nama
penulis buku Arab yang terkenal, yaitu Abu Ja’far Muhammad Ibnu Musa
al-Khuwarizmi (al-Khuwarizmi dibaca orang barat menjadi algorism). Al-Khuwarizmi menulis buku yang berjudul Kitab al jabar wal-muqabala, yang
artinya “Buku pemugaran dan pengurangan” (The
book of restoration and reduction). Dari judul buku itu kita juga
memperoleh akar kata “aljabar” (algebra).
Perubahan dari kata algorism menjadi algorithm muncul karena kata algorism sering dikelirukan dengan arithmetic, sehingga akhiran –sm berubah menjadi –thm. Karena perhitungan dengan angka Arab sudah menjadi hal yang
sudah biasa/lumrah, maka lambat laun kata algorithm
berangsur-angsur dipakai sebagai metode perhitungan (komputasi) secara
umum, sehingga kehilangan makna aslinya [PAR95]. Dalam bahasa
Indonesia, kata algorithm diserap
menjadi “algoritma”.
Pada
tahun 1950, kata algoritma pertama kali digunakan pada “algoritma Euclidean” (Euclid’s algorithm). Euclid, seorang
matematikawan Yunani (lahir pada tahun 350 M), dalam bukunya yang berjudul Element menuliskan langkah-langkah untuk
menemukan pembagi bersama terbesar (common
greatest divisor atau gcd), dari dua buah bilangan bulat, m dan n [KNU73]
(tentu saja Euclid tidak menyebut metodenya itu sebagai algoritma, baru di abad
modernlah orang-orang menyebut metodenya itu sebagai “algoritma Euclidean”).
Pembagi bersama terbesar dari dua buah bilangan bulat tak negatif adalah
bilangan bulat positif terbesar yang habis membagi kedua bilangan terbesar.
Misalnya, m
= 80 dan n = 12. Semua faktor pembagi
80 adalah
1,
2, 4, 5, 8, 10, 16, 20, 40, 80,
dan semua faktor pembagi 12 adalah
1,
2, 3, 4, 6, 12,
maka gcd(80,12)
= 4. Langkah-langkah mencari gcd(80,12)
dengan algoritma Euclidean sebagai berikut :
80 dibagi 12 hasilnya = 6, sisa = 8 (atau: 80 = 6 . 12 + 8)
12 dibagi 8 hasilnya =1, sisa = 4 (atau: 12 =1 . 8 + 4)
8
dibagai 4 hasilnya = 2, sisa = 0 (atau:
8 = 4 . 2 + 0)
Karena pembagian yang terakhir menghasilkan 0,
maka sisa pembagian terakhir sebelum 0, yaitu 4, menjadi gcd(80,12). Jadi, gcd(80,12)
= gcd(12,8) = gcd(8,4) = gcd(4,0) = 4.
REFERENSI
Rinaldi Munir, Leony Lidya., Algoritma dan Pemrograman dalam bahasa
pascal, C, dan C ++, Informatika,
2016.
Heri Sismoro., Pengantar Logika Informatika, Algoritma, dan Pemrograman Komputer,
Andi, 2005.
0 komentar:
Posting Komentar